Akhir dari Yohanes 6 yang Jarang Diceritakan

Samuel Prakoso
4 min readJan 18, 2021

--

Aku yakin banyak dari kita pernah mendengar cerita yang ada di Yohanes 6 ini, dimana Tuhan Yesus memberi makan 5000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan, yang dibawa oleh seorang anak kecil yang ikut dalam rombongan itu.

Tapi aku yakin, tidak banyak dari kita yang pernah mendengar akhir dari cerita di Yohanes 6 ini, karena entah kenapa di gereja-gereja jarang sekali dibicarakan.

Dan ketika aku mendengar bagian akhirnya, aku merasa justru bagian akhir ini adalah inti dari pasal ini, bagian kesimpulannya, yang paling penting, tapi jarang diceritakan. Untuk itu aku akan coba ceritakan disini.

Jadi yang selama ini banyak diceritakan di kotbah-kotbah adalah dari ayat 1 sampai 13, mengenai Tuhan Yesus yang diikuti oleh oleh 5000 orang, dan mereka tidak membawa bekal, lalu Tuhan Yesus bertanya pada murid Nya, ada yang bawa makanan ngga? Dia menanyakan itu hanya untuk mencobai mereka.

Dan setelah itu ternyata ada seorang anak yang membawa 5 roti dan 2 ikan, lalu makanan itu diserahkan dan setelah diberkati oleh Tuhan Yesus, makanan tersebut dibagikan dan mujizat pun terjadi, 5000 orang bisa kenyang, bahkan sisa 12 keranjang.

Nah biasanya yang diceritakan hanya sampai disini saja, padahal pasal ini masih panjang (sampai pasal 71), kita teruskan ya..

Kemudian kisah berikutnya ayat 14–21 menceritakan tentang Tuhan Yesus yang berjalan diatas air menyusul murid-murid Nya yang di dalam kapal dan sedang mengatasi angin ribut, dan begitu Tuhan Yesus naik diatas kapal maka angin ribut pun berhenti.

Lalu lanjut ke ayat 22, orang-orang yang sebelumnya tadi sudah mendapatkan makanan dari 5 roti dan 2 ikan berusaha menyusul Tuhan Yesus sampai ke sebrang lautan, padahal di jaman dahulu mestinya sangat susah untuk dapat menemukan orang, karena belum ada HP, gmap dll.

Tapi ketika akhirnya mereka bertemu dengan Tuhan Yesus, ternyata diluar dugaan, Yesus malah tidak menyambut mereka, tidak memuji usaha mereka menemukan Dia, tapi Yesus malah berkata (ayat 26) “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang..

Dan beberapa ayat sesudahnya Yesus berkata mengenai roti hidup, yang dapat bertahan sampai hidup yang kekal, roti yang dari Surga, yaitu Yesus sendiri (ayat 26–58).

Tuhan Yesus disini mau berkata, jangan cari berkat dunia yang dapat binasa, tapi carilah roti Surga yang tidak akan binasa, yang kalau kamu makan, kamu tidak akan lapar lagi. Yang kamu cari sekarang hanyalah berkat-berkat, yang kamu cari sekarang ini adalah dunia melalui Aku, padahal yang seharusnya kamu cari itu Aku, bukan berkat Ku.

Dan setelah mereka mendengar perkataan itu, mereka malah bersungut-sungut dan berkata (ayat 60) “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”. Dan mereka, orang-orang yang sudah menerima mujizat sebelumnya, banyak yang meninggalkan Yesus karena ini (ayat 66)

Jujur saja, ini juga sering terjadi pada kita saat ini, kita pikir kalau ikut Tuhan, kita akan dapatkan berkat, kekayaan, kesuksesan, kesembuhan, hidup enak.

Padahal disini Tuhan berkata, jangan cari aku untuk kekayaan, jangan cari aku untuk kesuksesan, untuk kesembuhan, hidup enak.

Justru yang Tuhan katakan, kalau kamu mengikut Aku, kamu harus pikul salib, sangkal diri. Kalau kamu ikut Aku, jangan heran kalau dunia membenci kamu, karena dunia juga membenci Aku, jangan kaget kalau dunia menganiaya kamu, karena mereka juga sudah menganiaya Aku, karena mereka tidak suka dengan jalan Ku.

Tapi bukan artinya Tuhan tidak bisa memberi kesembuhan, kekayaan, dan lain-lain yang kita cari, bukan, tapi bukan itu inti utana dari kekristenan, inti dari kekristenan adalah kita mengikut Yesus karena Yesus sendiri, bukan karena berkat-berkat Nya, itu yang Tuhan mau sampaikan.

Dan yang menariknya lagi, setelah banyak orang meninggalkan Dia, Tuhan Yesus tidak memanggil mereka untuk kembali, Tuhan Yesus tidak mencegah mereka, “Tunggu-tunggu, gini deh, bagaimana kalau aku beri Diriku dan roti-roti juga, bagaimana kalau Aku berikan Diriku dan berkat-berkat, kesuksesan, kekayaan yang kamu minta?”.

Tidak..

Yang Tuhan Yesus lakukan malah menoleh ke 12 orang murid Nya, dan menantang mereka yang tersisa, “Apakah menurut kalian, Aku masih layak untuk kalian ikuti?”.

Harta Surgawi itu seperti harta yang tertimbun di dalam tanah, dan ketika seseorang menemukannya, dia menjual segala miliknya untuk membeli tanah itu dan mendapatkan harta yang tertimbun didalamnya (Matius 13:44). Harta Surgawi itu adalah Tuhan Yesus itu sendiri.

Harta kekristenan yang tidak bisa diambil oleh siapapun ada di dalam Yesus sendiri, bukan kesuksesan, bukan kesembuhan. Tuhan bisa memberikan itu semua, tapi itu bukan harta kekristenan yang utama. Harta yang utama adalah Tuhan Yesus sendiri, dimana ketika kita punya Tuhan Yesus, mau kita sakit, kita sehat, kita tetap memuji Tuhan, mau dalam keadaan punya uang maupun tidak punya uang, kita tetap bisa memuji Tuhan.

Makanya sedih kalau melihat orang kristen meninggalkan Tuhan karena ini. “Tuhan jahat, kok aku masih belum diberkati? Kok keadaan ekonomi ku masih seperti ini? Padahal aku sudah berdoa, aku sdh baca Alkitab, kok aku masih sakit?”.

Padahal kalau kita ngerti, kita kenal siapa Tuhan Yesus, mau dalam keadaan apapun, seharusnya kita bisa berkata, “Aku bersuka cita karena aku memiliki Tuhan Yesus”.

Paulus sekalipun di dalam penjara tetap bersukacita, bahkan meneguhkan Timotius dan jemaat di gereja-gereja lain, karena bagi Paulus hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21).

Berkat Tuhan bukan pada kekayaan, kesuksesan, kehidupan yang nyaman, bukan itu yang Tuhan janjikan, kalau kita ikut Tuhan, jangan karena ingin mencari berkat, tapi carilah pengenalan akan Tuhan Yesus sendiri.

(untuk kalangan sendiri)

--

--

Samuel Prakoso

engineer, entrepreneur, part time writer, phonegrapher